Skip to main content

Dokter PTT

Dokter pegawai tidak tetap (PTT) merupakan program pemerintah untuk memberikan pelayanan kesehatan merata di seluruh wilayah Indonesia, terutama daerah-daerah yang sulit dijangkau. Beberapa daerah pedalaman yang masih merasa kekurangan dokter dapat membuka program dokter PTT daerah, biasanya kabupaten yang memiliki rumah sakit baru atau puskesmas dengan daerah pemekaran baru sehingga membutuhkan tenaga medis tambahan.
Pendapatan untuk dokter PTT daerah biasanya tidak berbeda jauh dengan dokter PTT dari kemenkes (sering disebut dokter PTT pusat). Keuntungan sebagai dokter PTT daerah selain menambah pengalaman kerja di tempat baru juga dapat memperoleh rekomendasi untuk mengajukan kontrak PTT pusat atau untuk mengambil pendidikan lanjut sebagai dokter spesialis. Rekomendasi untuk sekolah spesialis biasanya disesuaikan dengan kebutuhan di rumah sakit daerah, dan diwajibkan untuk kembali mengabdi jika nantinya lulus sebagai dokter spesialis. Lama pengabdian bergantung pada kebijakan masing-masing dinas kesehatan (dinkes) kabupaten setempat, rata-rata sekitar n+1 (5 tahun).
Pertanyaan yang sering muncul berkaitan dengan dokter PTT daerah dan dokter PTT pusat adalah mengenai insentif. Intensif atau pendapatan tambahan pusat sudah tertera pada website kemenkes, biasanya berkisar 2,7 juta. Insentif daerah tidak selalu ada. Insentif daerah diberikan oleh dinas kesehatan kabupaten setempat sebagai kebijakan untuk menunjang perekonomian dokter PTT baik daerah maupun pusat berkaitan dengan harga pemasaran bahan pokok atau tingkat kesulitan akses ke tempat pengabdian. Besaran nominal insentif daerah juga berbeda-beda bergantung pada kesepakatan dinkes, untuk wilayah Papua dan Papua Barat berkisar 3-5juta setiap bulan (diluar gaji pokok dan intensif pusat).

1    Informasi dan pendaftaran dokter PTT pusat https://ropeg.kemkes.go.id
2   Tidak ada website khusus untuk informasi PTT daerah, biasanya broadcast dari grup dokter PTT di media-media sosial.

Comments

Popular posts from this blog

Seleksi PPDS Anak FK UI | Januari 2016 | Tips

Hari ini saya resmi mengundurkan dari dari PPDS Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Tempat pendidikan untuk spesialis anak terbaik di Indonesia. Pengunduran diri saya disebabkan karena beberapa alasan yang sifatnya sangat pribadi. Teman-teman yang mau masuk sebaiknya memang harus benar benar siap ya, bukan hanya diri kita pribadi yang siap, tapi suami atau pacar atau orang tua juga (Jangan sampe suami kita nyuci piring sendiri sambil nangis heee ..) Teman-teman saya di PPDS agaknya sibuk jadi melalui tulisan ini saya ingin berbagi sedikit tips masuk PPDS anak FK UI, karena lumayan banyak yang kontak saya melalui mobile phone untuk diskusi mengenai ini. 1.      Pastikan motivasi anda kuat Motivasi ini dapat dinilai dari pengalaman kerja, karya ilmiah dan seminar yang dihadiri terutama PIT (Pekan Ilmiah Tahunan). Salah satu saja dari hal tersebut tidak masalah. Pengalaman kerja juga tidak harus dari RSIA, cukup pernah jaga di IGD RS. Mengambil magang di Departem

Dokter Perusahaan

Dokter perusahaan banyak sekali macamnya, ada yang hanya sekedar jaga di klinik umum rawat jalan dan medical check-up (MCU), ada perusahaan yang menyediakan fasilitas unit gawat darurat (UGD) sampai rawat inap, ada juga yang harus bertanggung jawab hingga terjun ke lapangan seperti perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan. Saya pribadi pernah bekerja di fasilitas kesehatan area pertambangan batu-bara yang bernama Kusuma Medical Center (KMC) di Batu Kajang, Kalimantan Timur. Fasilitas yang disediakan adalah unit gawat darurat dan rawat inap, untuk kebutuhan rujukan perusahaan bekerja sama dengan rumah sakit daerah/swasta di Grogol dan Balikpapan. Sistem bekerjanya 45 hari “on” dan 15 hari “off”, namun hal ini dapat disesuaikan lebih lanjut dengan koordinator dokter dari KMC. Shift jaga saat “on” adalah 10 hari di UGD dan rawat inap, dilanjutkan dengan poli umum/rawat jalan. Poli umum dibuka dari jam 8.00-22.00 WITA, dengan waktu istirahat sebanyak 2 kali saat jam makan sian

Pengalaman sebagai dokter PTT di Teluk Bintuni, Papua Barat

Awal karir saya di Teluk Bintuni adalah sebagai dokter PTT daerah. Pada bulan Juni 2012 saya bersama dengan 3 kawan dokter berangkat dari Bandara Manokwari menuju kabupaten Bintuni melalui jalur darat selama 8 jam. Saya dokter perempuan sendiri kala itu. Manokwari ke Bintuni dapat ditempuh melalui 3 jalur yaitu darat dan udara. Perjalanan menggunakan transportasi darat sangat besar risikonya. Mobil yang digunakan hanya model tertentu dan mesin yang tangguh karena medan yang dilewati hampir seluruhnya tanah liat. Pada musim kemarau tidak begitu menantang, namun jika musim hujan datang perjalanan bisa memakan waktu hingga hitungan hari karena rusaknya jalan utama. Jurang yang curam, perbukitan, jalan yang berliku dan bahkan menanjak merupakan penyebab utama kecelakaan atau hambatan transportasi darat. Transportasi udara Manokwari-Bintuni menggunakan pesawat kecil dari maskapai "susy air". Biaya perjalanan sekitar 1,4 juta dan dapat ditempuh selama 1 jam.  Tempat