Awal
karir saya di Teluk Bintuni adalah sebagai dokter PTT daerah. Pada bulan Juni
2012 saya bersama dengan 3 kawan dokter berangkat dari Bandara Manokwari menuju
kabupaten Bintuni melalui jalur darat selama 8 jam. Saya dokter perempuan
sendiri kala itu. Manokwari ke Bintuni dapat ditempuh melalui 3 jalur yaitu
darat dan udara.
Perjalanan
menggunakan transportasi darat sangat besar risikonya. Mobil yang digunakan
hanya model tertentu dan mesin yang tangguh karena medan yang dilewati hampir
seluruhnya tanah liat. Pada musim kemarau tidak begitu menantang, namun jika
musim hujan datang perjalanan bisa memakan waktu hingga hitungan hari karena
rusaknya jalan utama. Jurang yang curam, perbukitan, jalan yang berliku dan
bahkan menanjak merupakan penyebab utama kecelakaan atau hambatan transportasi
darat.
Transportasi
udara Manokwari-Bintuni menggunakan pesawat kecil dari maskapai "susy air".
Biaya perjalanan sekitar 1,4 juta dan dapat ditempuh selama 1 jam.
Tempat
menginap di Bintuni cukup nyaman berupa mess untuk dokter yang terdiri atas
beberapa kamar, AC, televisi, dapur, kamar mandi. Kesulitan utama adalah
listrik yang masih sangat terbatas. Sumber listrik dari generator dan PLN yang
nyala hanya jam 18.00- 06.00 WIT. Pastikan mobile phone terisi penuh saat malam
atau sediakan power bank. Hanya operator tertentu untuk mobile phone yang
menjangkau wilayah pedalaman, saat itu saya menggunakan Telkoms** dan cukup
memuaskan.
Bintuni
merupakan kabupaten pemekaran baru dari Manokwari. Masih terbilang kecil untuk
ukuran kabupaten. Fasilitas yang disediakan oleh pemerintah daerah juga masih
terbatas. Akses utama hanya jalan raya yang bisa dilalui oleh mobil dan
kendaran roda dua. Transportasi umum baru ada ojek. Fasilitas umum hanya baru
ada pasar, sekolah dari TK sampai SMA. Anda tidak akan membayangkan ada mall
kan?
Dokter
PTT akan mendapatkan beberapa materi dari dinkes berkaitan dengan program kerja
sebelum diberangkatkan ke tempat tugas (puskesmas/ rumah sakit). Kasus yang
utama di Papua Barat adalah malaria, kusta, TBC, ISPA dan diare.
sumber: http://www.telukbintunikab.go.id/detail.php?dda=dda&iddda=sosial# |
Comments
Post a Comment